Internasional Webinar: 4th International Transfer Knowledge Forum, Dewi Dama Sikapi Keadaan Dunia Pendidikan Dewasa ini

fsb.ung.ac.idGorontalo – Menjadi peserta Internasional Webinar: 4th International Transfer Knowledge Forum yang disponsori oleh TEFLIN, Dr. Dewi Dama, S.Pd., M.Ed, salah satu dosen tetap pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) turut menyikapi tentang keadaan di dunia pendidikan dewasa ini, Sabtu (19/10/2024), di Grand H.A.P Hotel (Onsite, Hybrid).

Dr. Dewi Dama, S.Pd., M.Ed mengatakan, “Di Era Smart Society 5.0, guru dan dosen bertanggungjawab mengambil peran utama sebagai fasilitator yang sedapat mungkin menyesuaikan kompetensi dengan generasi pengguna AI-powered platforms serta memfasilitasi mahasiswa untuk melibatkan diri dalam pembelajaran yang otentik”.

Webinar Internasional yang dimoderatori oleh Waqas Ahmad ini menampilkan 4 narasumber, yaitu: Dr. Ju Seong Lee (Education University of Hong Kong), Dr. Nur Arifah Drajati (Universitas Sebelas Maret), Dr. Timothy Taylor (Education University of Hong Kong, dan Maria Hidayati, Ed.D (Universitas Negeri Malang).

“Webinar berlangsung dari pukul 08.30 s.d. 12.00 WIB, diikuti oleh lebih dari 600 peserta, berbagai universitas dunia dari 24 negara, seperti: Shanxi University (China), The Oxford School (Dubai), University of the Punjab (India), University of Verona (Italia), Institute of Foreign Languages, Royal University of Phnom Penh (Kamboja), Bayero University (Nigeria), Karachi University, National University of Modern Languages (Pakistan), Mindanao State University, Wisdom Islamic School (Pilipina), National Dong Hwa University (Taiwan), serta berbagai Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi di Nusantara, dan Universitas Negeri Gorontalo diikuti oleh Dr. Dewi Dama, S.Pd., M.Ed (Online registered list),” ujar Dewi Dama.

Dewi Dama mengatakan, Hal yang sangat fundamental adalah ketergantungan terhadap penggunaan AI harus diimbangi dengan peningkatan antusisme dan semangat belajar “meta-learning” dari guru, dosen, dan mahasiswa baik secara individu maupun kelompok”. Pendapat tersebut relevan dengan pandangan umum keempat narasumber yang memaparkan tentang isu-isu terkini tentang penggunaan AI dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris.

Dr. Nur Arifah Drajati memberikan gambaran umum tentang perubahan dalam cara mengajar di era generasi AI. Menurutnya, “Guru, dosen, dan mahasiswa mengalami euphoria sekaligus dysphoria yang diramaikan dengan perdebatan ilmiah baik pendapat yang Pros (setuju) maupun yang Cons (tidak setuju)”. Oleh karena itu, dalam pemaparannya, Dr. Taylor menyatakan, “Menyikapi keadaan dunia pendidikan dewasa ini, peran guru dan dosen untuk bersikap lebih moderat sangat penting, yaitu menggunakan AI (technology) tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan (human values)”.

Menurut Dewi Dama, walaupun Webinar Internasional ini terasa singkat, kesempatan ini memungkinkan “sharing ideas and experiences”. Bahwa keempat materi yang diperoleh peserta Webinar Internasional tersebut berkontribusi positif untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Teknologi digital AI seyogyanya dipandang sebagai tantangan sekaligus peluang untuk digunakan sebesar-besarnya untuk mencapai kemakmuran manusia.

“Apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Panitia Penyelenggara atas terselenggaranya Webinar Internasional ini. Sangat bermanfaat menambah pengetahuan dan pengalaman akademik para peserta webinar dari berbagai belahan dunia,” pungkasnya.

Loading