fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Gorontalo, 28 Oktober 2025, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan “Penelaahan Terjemahan Naskah Cerita Anak Dwibahasa Tahun 2025” pada Senin–Selasa, 27–28 Oktober 2025, bertempat di Aula Kantor Bahasa Gorontalo.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah, khususnya Bahasa Gorontalo, melalui karya sastra anak yang menarik dan mendidik. Peserta kegiatan terlebih dahulu menyusun naskah cerita anak berbahasa Indonesia, kemudian menerjemahkannya ke dalam Bahasa Gorontalo.
Sebagai langkah akhir untuk memastikan kualitas terjemahan, Kantor Bahasa Gorontalo menunjuk sejumlah validator ahli yang terdiri atas dosen dan guru profesional. Tujuh dosen dan 1 Pegawai dari Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) turut dipercaya menjadi validator dalam kegiatan ini, yakni Dr. Herman Didipu, M.Pd., Dr. Ulfa Zakaria, M.Hum, Dr. Herson Kadir, M.Pd, Dr. Munkizul Umam Kau, M.Phil, Dr. Sitti Rachmi Masie, M.Pd, Dr. Rahman Taufiqrianto Dako, M.Hum, Yunus Dama, M.Pd, dan Arlan Ibrahim, S.Pd.
Validator tersebut berperan penting dalam menelaah kesesuaian makna, keluwesan bahasa, serta ketepatan penerapan kaidah kebahasaan pada naskah hasil terjemahan. Penelaahan ini diharapkan dapat menghasilkan karya dwibahasa yang tidak hanya menarik untuk anak-anak, tetapi juga memperkuat posisi Bahasa Gorontalo sebagai bahasa ibu yang terus hidup dan berkembang.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo Dr. Arie A. Isa, M.Hum dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas partisipasi para validator dan peserta.
“Momentum Sumpah Pemuda menjadi pengingat pentingnya peran bahasa sebagai pemersatu bangsa. Melalui kegiatan ini, kami berharap generasi muda dapat mencintai bahasa daerahnya sekaligus bangga menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik,” ujarnya.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, Kantor Bahasa Gorontalo menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan literasi anak dan revitalisasi bahasa daerah. Semangat Sumpah Pemuda menjadi landasan kuat untuk terus menumbuhkan cinta bahasa dan sastra di kalangan generasi penerus bangsa