Lewat Pengabdian Kolaborasi, Dosen dan Mahasiswa PBI Lakukan Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris dan Mengenal serta Mencintai Budaya Lokal

fsb.ung.ac.idGorontalo – Bahasa Inggris telah menjadi lingua franca global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, bisnis, dan komunikasi internasional. Di kawasan Teluk Tomini, meskipun bahasa Inggris merupakan keterampilan yang penting, motivasi belajar bahasa ini sering kali kurang optimal.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk minimnya akses sumber daya, kurangnya paparan, dan tidak adanya keterhubungan yang jelas antara bahasa Inggris dan konteks lokal. Untuk mengatasi tantangan ini, upaya peningkatan motivasi belajar bahasa Inggris menjadi sangat penting.

Ketua tim pengabdian kolaborasi, Dr. Dewi Dama, S.Pd., M.Ed mengatakan, salah satu pendekatan efektif untuk meningkatkan motivasi adalah dengan mengaitkan pembelajaran bahasa Inggris dengan pengenalan dan kecintaan terhadap budaya lokal.

“Di kawasan Teluk Tomini, budaya lokal memiliki kekayaan yang unik dan menarik, mulai dari adat istiadat hingga seni dan tradisi. Dengan memperkenalkan aspek-aspek budaya lokal dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris, diharapkan dapat menumbuhkan rasa keterhubungan dan kepentingan yang lebih dalam pada pelajar”

“Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris tetapi juga akan memperkuat identitas budaya lokal di tengah globalisasi”

“Melalui pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana bahasa Inggris dapat digunakan untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal, pelajar di kawasan Teluk Tomini diharapkan dapat merasakan manfaat ganda dari pembelajaran bahasa Inggris, yaitu peningkatan keterampilan bahasa dan kecintaan terhadap warisan budaya mereka sendiri,” ucapnya.

Ia menjelaskan, motivasi dalam belajar bahasa Inggris sering kali menjadi tantangan di kawasan Teluk Tomini, terutama di kalangan siswa sekolah dasar. Bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional, penting untuk pengembangan keterampilan komunikasi global, namun banyak siswa di kawasan ini belum merasakan keterkaitan langsung dengan pembelajaran bahasa ini.

“Untuk mengatasi hal ini, diperlukan strategi yang dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris sambil memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal. Di tingkat sekolah dasar, penting untuk merancang metode pembelajaran yang tidak hanya menekankan aspek teknis bahasa Inggris, tetapi juga mengaitkannya dengan kebudayaan lokal yang kaya dan unik”

“Dengan mengintegrasikan elemen budaya lokal ke dalam kurikulum bahasa Inggris, siswa tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga memahami dan menghargai warisan budaya mereka sendiri. Misalnya, melalui kegiatan seperti proyek tentang tradisi lokal, cerita rakyat, dan seni tradisional yang diperkenalkan dalam bahasa Inggris, siswa dapat merasa lebih terhubung dan termotivasi,” ujarnya.

Loading