(Artikel ke-6 ini adalah bagian akhir dari rangkaian tulisan saya dengan judul “Bahasa Bulango Nasibmu Kini” Pada bagian ini penulis menyampaikan kesimpulan dan rekomendasi.)
Tak ada yang abadi. Tidak ada siapapun atau lembaga apapun di dunia ini yang dapat menghidupkan kembali keadaan yang seperti dimana bahasa Bulango itu digunakan pada zaman dahulu. Walaupun kita berupaya mempertahankan keberadaannya, kita tidak dapat mengembalikan keadaan seperti semula. Kalaupun ada upaya untuk itu, hanya menunda kepunahan seiring dengan semakin sedikitnya dan semakin tuanya usia para penuturnya sampai pada mereka berakhir kehidupannya di dunia ini.
Walaupun para penutur hari ini masih punya anak cucu tetapi kualitas dan penguasaan terhadap bahasa Bulango tidak seperti kemampuan leluhurnya, dan akan akan begitu seterusnya hingga kepunahan itu tiba pada saatnya. Yang dapat kita upayakan dan sangat bernilai di masa yang akan datang adalah mendokumentasikan peninggalan-peninggalan bahasa Bulango dalam bentuk kamus, manuscript, rekaman suara, video-video (YouTube) para penutur, serta aplikasi atau program yang dapat disimpan, diperbanyak, dan digunakan oleh anak cucu ribuan tahun ke depan.
Sebab bisa jadi mereka akan menciptakan bahasa baru atau menyepakati untuk menggunakan istilah-istilah atau kosakata bahasa bulango berdasarkan artefak yang sudah ada untuk digunakan oleh mereka atau dijadikan referensi. Contohnya, bahasa Sanskerta yang sudah punah penuturnya tapi sampai hari ini dapat dipelajari sebagai bagian kekayaan sejarah bangsa.
Bagaimana nasib Bahasa Bulango hari ini dan nanti bergantung dari seberapa kuat kemauan dari pengambil kebijakan (Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorntalo) dan wakil rakyat kita untuk mengeksekusi dan mengawasi kebijakan (Perda) dan kegiatan terkait untuk kepentingan masyarakat. Selain itu, peran serta stakeholders sangat krusial dalam mewujudkan visi dan misi pemerintah dalam program pelestarian bahasa Bulango.
Pemda dan para pemerhati bahasa harus ada reorientasi. Bukan lagi pada mengupayakan bagaimana bahasa itu digunakan seperti dahulu, tetapi orientasinya ke arah bagaimana ini dari bahasa Bulango terdokumentasikan menjadi sejarah yang tak ternilai. Pemda Bone Bolango harus lebih bersemangat lagi untuk mengumpulkan informasi (updating) dan mengelola informasi (organizing) bahasa Bulango secara imparsial agar pelestarian tidak berjalan ditempat setelah diterbitkannya kamus Bahasa Bulango.
Sekiranya badan litbang pemda setempat memiliki pengetahuan dan data yang menunjang, maka usaha ini akan selalu berjalan dengan melakukan sebanyak mungkin kolaborasi dengan pihak provinsi Gorontalo, pemda sekitar termasuk Bolaang Mongondow dan organisasi nonprofit pemerhati bahasa. Berikut, pemda dapat mengkampanyekan dan mengembangkan literasi Bahasa Bulango dalam berbagai produk cetak, elektronik, dan digital (Artificial Intelligent) agar dapat diakses oleh siapapun kapanpun dimanapun, dan Pemda dapat melaksanakan proyek-proyek kerjasama yang mutualisme dengan lembaga perpustakaan, museum-museum, lembaga pengarsipan, universitas-universitas baik tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional dalam sektor pendidikan dan inovasi.
Dari penjelasan ini, tantangan yang nyata kita hadapi bersama adalah memotivasi minat generasi muda untuk mengenal sejarahnya bahwa bahasa Bulango pernah ada dan menjadi tanggung jawab mereka untuk mau merawat dan melestarikan peninggalan budaya leluhurnya. Sebab memfasilitasi generasi muda dengan artefak bahasa Bulango semata adalah sia-sia jika tidak didasari kemauan mereka yang kuat untuk turut melestarikannya.
Akhirnya, tetaplah menulis atau memberitakan sebab itu adalah salah satu upaya untuk mengabarkan kepada orang-orang yang hidup di ribuan tahun kedepan bahwa bahasa Bolango itu pernah ada dan dapat dibuktikan dengan manuskrip yang ada. Semoga kita tidak akan kehilangan aset kultural yang sangat berharga bagi anak cucu bangsa ini.
References
Adiwinata Solihin. (2018, Juni 26). Pemkab Bone Bolango Luncurkan Kamus Bahasa Bulango. (H. Paat, Editor, & A. Gorontalo, Producer) Retrieved Juli 23, 2024, from https://gorontalo.antaranews.com/berita/52314/pemkab-bone-bolango-luncurkan-kamus-bahasa-bulango
Andrean W. Finaka. (2019). Bahasa Daerah yang Alami Kemunduran. Retrieved from Indonesiabaik.org: https://indonesiabaik.id/infografis/bahasa-daerah-yang-alami-kemunduran
Azhar, R. A. (2016). Masih Adakah Penutur Bahasa Bulango di Provinsi Gorontalo? (regional.kompas.com, Producer) Retrieved Juli 23, 2024, from https://regional.kompas.com/read/2016/10/28/15301191/masih.adakah.penutur.bahasa.bulango.di.provinsi.gorontalo.?page=all
Crystal, D. (2000). Language Death. United Kingdom: Cambridge University Press. Retrieved from https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/245/223
Ethnologue. (2020, Juli 30). Bolango. Retrieved from Ethnologue.com: https://www.ethnologue.com/language/bld/
hulonthalo.id. (2020, Februari 18). Usman Hulopi: Orang Gorontalo Jangan Malu Berbahasa Daerah. Retrieved from hulonthalo.id: https://www.hulondalo.id/nasional/pr-9647172711/usman-hulopi-orang-gorontalo-jangan-malu-berbahasa-daerah
hulonthalo.id. (2021, Maret 29). Perda Bahasa Daerah Provinsi Gorontalo akan Direvisi. Retrieved from https://www.hulondalo.id/daerah/pr-9647180253/perda-bahasa-daerah-provinsi-gorontalo-akan-direvisi
MC Kab. Bone Bolango. (2018). Kamus Bahasa Bulango Resmi Diluncurkan. Retrieved Juli 23, 2024, from https://www.infopublik.id/read/275544/kamus-bahasa-bulango-resmi-diluncurkan-.html
MC Kabupaten Bone Bolango. (2017, Februari 26). Bupati Bone Bolango Gagas Pembuatan Kamus Tiga Bahasa. (R. Mustakim, Editor, & I. Publik, Producer) Retrieved Juli 23, 2024, from https://infopublik.id/kategori/nusantara/190691/bupati-bone-bolango-gagas-pembuatan-kamus-tiga-bahasa
Moseley, C. (2007). Encyclopedia of the World’s Endangered Languages. London and New York: Reutledge Taylor & Francis Group. Retrieved Juli 24, 2024, from https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/4415432/mod_folder/content/0/Routledge%20Language%20Family%20Series/Christopher_Moseley_Encyclopedia_of_the_Worlds_Endangered_Languages.pdf#page=444
Mukhamad Hamid Samiaji. (2024, Februari 23). Rapor Merah: Bahasa Daerah di Indonesia Akan Punah! (Kemdikbud, Producer) Retrieved Juli 24, 2024, from Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/4160/rapor-merah:-bahasa-daerah-di-indonesia-akan-punah
Pateda, M. (2003). Pengantar Fonologi. Gorontalo: Viladan.
Punonoo, Y. M. (2024, Mei 28). Masih Adakah Penutur Bahasa Bulango di Provinsi Gorontalo? (B. Akantu, Editor, & rri.co.id, Producer) Retrieved Juli 23, 2024, from https://www.rri.co.id/iptek/718268/masih-adakah-penutur-bahasa-bulango-di-provinsi-gorontalo
Rep Pun. (2024, April 1). UNESCO: Setiap Dua Minggu, Satu Bahasa Daerah Punah di Dunia. (Revo, Editor) Retrieved Juli 24, 2024, from jabarprov.go.id: https://jabarprov.go.id/berita/unesco-setiap-dua-minggu-satu-bahasa-daerah-punah-di-dunia-12944
Risto Gaib Channel. (2021, Mei 9). Sejarah Singkat Suku Bolango Gorontalo, Mulai dari Pindah Wilayah dan Hebat dalam Perniagaan. Retrieved Juli 22, 2024, from https://www.youtube.com/watch?v=wgtP6XAqEc4
Rusnan. (2022, Juni). Peran Pemerintah Daerah Bone Bolango dalam Melestarikan Bahasa Bolango. Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian, 02(2), 461-482. doi:http://dx.doi.org/10.37905/dikmas.2.2.461-482.2022
Tondo, F. H. (2009). Saat ini Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara yang paling banyak bahasa daerahnya. Akan tetapi, pada akhir abad ke-21, sekitar lebih dari setengah bahasa daerah di Indonesia akan punah. Hal ini didasarkan pada sebuah penelitian dari Australian. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 11(2), 277-296. Retrieved Juli 24, 2024, from https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/245/223; https://unsla.uns.ac.id/neounsla/index.php?p=show_detail&id=22151&keywords=
Usup, H. T. (1986). Rekonstruksi protobahasa Gorontalo-Mongondow. Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Depok: Universitas Indonesia. Retrieved from https://lib.ui.ac.id/detail?id=91285&lokasi=lokal
Verhaar, J. W. (2001). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wurm, S. A. (1998). Australasia and the Pacific. In C. Moseley, & C. Moseley (Ed.), Encyclopedia of the World’s Endangered Languages. London and New York: Reutledge Taylor & Francis Group. Retrieved from https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/4415432/mod_folder/content/0/Routledge%20Language%20Family%20Series/Christopher_Moseley_Encyclopedia_of_the_Worlds_Endangered_Languages.pdf#page=444