fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Tahun 2000 adalah awal saya bertugas sebagai ASN. Ditempatkan di SMA Negeri 1 Tapa yang pada saat itu Kepala Sekolahnya adalah Almarhumah Dra. Hj. Kartin Wolok Botutihe.
Sebagai guru baru, saya banyak belajar dan mendapatkan pembinaan dari Almarhumah. Gaya kepemimpinan beliau luar biasa berwibawa, “energetic, humble, and straight to the point”, rasional tapi super pengertian.
Salah satu bentuk ketegasannya adalah ketika saya sebagai ASN diwajibkan melaksanakan tugas sepenuhnya, alias tidak boleh mengabaikan tugas dengan alasan apapun.
Bijaksananya, ketika saya harus mengajar di kelas, beliau secara sukarela menjaga, menggendong, bahkan memberi makan anak pertama saya Fathir Mohi yang saat itu masih bayi berumur sekitar 5 bulan dengan maksud agar saya bisa fokus mengajar. Almarhumah adalah sosok transformasionalis sejati, “risk taker” yang membuat pekerjaan sesulit apapun akan terasa lebih mudah diselesaikan.
Sadar atau tidak, mungkin “leadership power” yang dimiliki almarhumah menurun dari trach leluhurnya, yaitu Sultan Botutihe (Raja Gorontalo) yang dalam sejarah digambarkan sebagai raja yg transformasionalis, tegas, bijaksana, dan punya budi pekerti yang luhur, serta peduli terhadap kehidupan sosial budaya.
Almarhumah Bu Kartin adalah salah satu panutan yang menjadi inspirasi saya dalam menuntut ilmu dan berperilaku. Beliau adalah orang yang turut “memformat” dan membentuk diri saya dari awal bertugas sebagai ASN.
Sebagai guru Bahasa Inggris saya beberapa kali berpindah tugas baik di lingkungan Dinas Pendidikan maupun Pemda Kabupaten Bone Bolango. Hingga akhirnya saya beralih tugas sebagai dosen di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo di tahun 2009.
Hari ini setelah 23 Tahun menjadi ASN, saya kaget luar biasa, ketika saat upacara peringatan HUT Kemerdekaan 17 Agustus 2024, nama saya dipanggil sebagai salah satu penerima Penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 tahun pengabdian dari Presiden Joko Widodo.
Saya terharu karena yang menyematkan dan menyerahkan Sertifikat Penghargaan adalah putra dari mantan Kepsek saya yang sekarang menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Gorontalo, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST, MT.
Tangan ini bergetar ketika berjabat tangan dengan Pak Rektor, karena yg terbayang di mata saya adalah wajah ibunya yang begitu bersahaja, berwibawa, dan sangat mengayomi.
Semoga Almarhumah tenang disisi-NYA…. Aamiin yaa Rabbal alaamiin
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Pak Rektor beserta seluruh civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo. Semoga UNG semakin Unggul dan Berdaya Saing