FSB UNG Gelar Workshop Peninjauan Kurikulum Program Studi

fsb.ung.ac.idGorontalo – Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo (FSB UNG) menyelenggarakan Workshop Peninjauan Kurikulum Program Studi sebagai langkah strategis dalam memperkuat keselarasan antara visi keilmuan program studi dan visi besar Universitas Negeri Gorontalo menuju universitas unggul di kawasan Teluk Tomini. Kegiatan tersebut berlangsung di ruang Lo’lade, Kamis (6/11/25).

Kegiatan ini menjadi wadah refleksi bagi seluruh sivitas akademika untuk bersama-sama meninjau kembali relevansi kurikulum dengan kebutuhan mahasiswa, masyarakat, serta tantangan perkembangan zaman.

Workshop Peninjauan Kurikulum di Lingkungan Fakultas Sastra dan Budaya UNG ini turut menghadirkan dua orang Narasumber utama yakni Prof. Dr. Elya Nusantari, M.Pd selaku Kepala Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) UNG, dan ⁠Prof. Dr. Sayama Malabar, M.Pd yang merupakan guru besar tetap FSB yang juga tenaga ahli UNG di bidang Akademik.

    Dalam sambutannya, Dekan FSB UNG Prof. Dra. Nonny Basalama, M. A., Ph. D., menekankan pentingnya penyusunan kurikulum yang tidak hanya menjawab amanah regulasi akreditasi dan penjaminan mutu, tetapi juga merepresentasikan kontribusi nyata UNG dalam pembangunan berbasis kawasan.

    Penataan kurikulum, menurutnya, harus menjadi ruang refleksi bersama agar setiap program studi mampu memastikan kesesuaian antara visi keilmuan dengan arah pengembangan universitas sebagai pusat keunggulan di kawasan Teluk Tomini.

    “Kurikulum baru yang disusun ini diharapkan tidak hanya mencakup struktur dan capaian pembelajaran (CPL), tetapi juga mengintegrasikan inovasi pembelajaran yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI)”

    “Namun demikian, pemanfaatan AI perlu diimbangi dengan penerapan etika dan nilai-nilai kemanusiaan agar pembelajaran tetap berakar pada prinsip moral serta budaya lokal. Dengan demikian, kurikulum yang dihasilkan dapat melahirkan lulusan yang cerdas secara intelektual, beretika, dan berkarakter,” ujar Prof. Nonny.

    Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dr. Salam, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Dekan Satu FSB UNG menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang turut hadir, di antaranya perwakilan Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, kepala sekolah mitra, alumni, serta stakeholder eksternal lainnya. Ia menegaskan bahwa masukan dari berbagai pihak, termasuk alumni dan pengguna lulusan, merupakan elemen penting dalam memastikan kurikulum yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja serta masyarakat.

    Dr. Salam juga menjelaskan bahwa, workshop ini akan menghasilkan rekomendasi dan rencana tindak lanjut penyusunan kurikulum hingga Desember 2026. Pada akhir periode tersebut, fakultas akan melakukan audit dan evaluasi implementasi kurikulum yang dikawal langsung oleh Gugus Penjaminan Mutu Fakultas bersama pimpinan Fakultas. Ia berharap proses ini dapat menjadi dasar pengembangan kurikulum yang terarah, efektif, dan berdampak nyata bagi peningkatan mutu pendidikan.

    Selain itu, Dr. Salam menyoroti perlunya evaluasi terhadap beban belajar mahasiswa yang dinilai masih cukup tinggi. Rata-rata mahasiswa harus menempuh sekitar 60 mata kuliah, termasuk tugas akhir. Oleh karena itu, fakultas berencana melakukan penyesuaian agar jumlah mata kuliah lebih proporsional tanpa mengurangi esensi pembelajaran.

    “Jika kurikulum bisa dikemas dengan sekitar 40 mata kuliah yang berkualitas, itu sudah sangat ideal,” ujarnya.

    Workshop ini diharapkan menjadi awal dari terwujudnya kurikulum Fakultas Sastra dan Budaya yang adaptif, berbasis kearifan lokal, dan berdaya saing global. Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, kurikulum baru ini diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang unggul dalam pengetahuan, kuat dalam karakter, serta berkontribusi terhadap pengembangan kawasan Teluk Tomini sesuai dengan visi Universitas Negeri Gorontalo.