Inovasi Layanan Psikologi: Pengabdian Masyarakat Dosen dalam Mengatasi Kecemasan Akademik Peserta Didik

fsb.ung.ac.idGorontalo – Tekanan akademik kerap menjadi pemicu kecemasan bagi peserta didik. Menyadari hal ini, sebuah pengabdian masyarakat yang inovatif telah dilaksanakan oleh tim dosen dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Gorontalo (UNG), yang dipimpin oleh Puspita D. Agustin, S.Pd., M.Pd., di Pondok Pesantren Al-Falah, Limboto Barat. Kegiatan ini berfokus pada pelatihan bagi para guru untuk menggunakan teknik asesmen kecemasan yang canggih, yakni Global Psychotrauma Screen Teen (GPS-T).

Acara yang berlangsung di ruang pesantren Al-Falah ini dihadiri puluhan guru yang antusias mempelajari metode baru tersebut. Dalam sambutannya, Puspita D. Agustin menjelaskan pentingnya peran guru sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dan mengatasi masalah psikologis siswa.

“Guru-guru di sini memiliki peran ganda sebagai pendidik sekaligus figur orang tua. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengidentifikasi gejala kecemasan pada anak didik sangat krusial,” ujarnya.

Pelatihan ini mencakup paparan materi yang komprehensif mengenai GPS-T. Puspita menjelaskan, GPS-T adalah instrumen skrining yang dirancang khusus untuk mengidentifikasi gejala trauma dan kecemasan pada remaja.

“Instrumen ini tidak hanya sekadar mengukur tingkat kecemasan, tetapi juga mampu mengidentifikasi sumber atau pemicu utama kecemasan tersebut. Dengan demikian, intervensi yang diberikan bisa lebih tepat sasaran,” jelasnya.

Para guru dibimbing langkah demi langkah mengenai cara mengisi kuesioner GPS-T, menganalisis hasilnya, dan merumuskan langkah tindak lanjut yang sesuai.

Dengan adanya teknik GPS-T ini, kami merasa mendapatkan alat yang lebih ilmiah dan terstruktur untuk membantu anak-anak didik kami. Saya yakin ini akan sangat membantu.

Pada akhir sesi, Puspita D. Agustin juga memberikan pesan penting bagi para guru.

“Asesmen hanyalah langkah awal. Setelah mendapatkan data dari GPS-T, langkah selanjutnya adalah pendekatan secara personal dan kolaborasi dengan orang tua atau ahli psikologi jika diperlukan. Ini adalah kunci keberhasilan dalam membantu siswa mengatasi tekanan akademik,” katanya.

Pengabdian masyarakat ini diharapkan tidak hanya berhenti di Pondok Pesantren Al-Falah, tetapi juga menjadi model bagi sekolah dan lembaga pendidikan lainnya di Gorontalo. Inisiatif ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara akademisi dan praktisi pendidikan dapat melahirkan solusi nyata yang berdampak signifikan pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan psikologis peserta didik.

Narasumber Palatihan ini adalah Puspita D. Agustin, S.Pd., M.Pd., Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo)..