fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik), Fakultas Sastra dan Budaya (FSB), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), sukses menggelar Gelanggang Seni Pertunjukan yang berlangsung pada 31 Juli hingga 1 Agustus 2025 di Auditorium UNG. Kegiatan ini memadukan dua agenda besar seminar nasional dan pementasan seni pertunjukan, sebagai upaya konkret untuk meningkatkan kreativitas serta merawat seni tradisi dalam bingkai pendidikan.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Sastra dan Budaya, Prof. Dra. Nonny Basalama, M.A., Ph.D., yang menyampaikan apresiasinya atas inisiasi Jurusan Sendratasik dalam menyelenggarakan event strategis ini.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena menggabungkan pendekatan akademik dan ekspresi seni. Seminar ini adalah wadah strategis untuk saling bertukar gagasan dalam upaya merawat seni tradisi melalui pendidikan. Ini juga menjadi wujud konkret dukungan Sendratasik terhadap visi fakultas dan universitas menjadi institusi yang unggul dan berdaya saing berbasis budaya dan inovasi,” ujar Prof. Nonny Basalama, M.A., Ph.D., dalam sambutannya.
Seminar nasional yang digelar pada 31 Juli 2025 mengangkat tema “Meningkatkan Kreativitas untuk Merawat Seni Tradisi dalam Bingkai Pendidikan.” Kegiatan ini menghadirkan berbagai peserta, mulai dari guru-guru seni, kepala sekolah, alumni, budayawan, mahasiswa, hingga akademisi dari berbagai daerah, termasuk perwakilan dari Universitas Lampung dan institusi lainnya.

Seminar ini juga menghadirkan keynote speaker ternama, yaitu Prof. Dr. Djohan, M.Si., dosen Pascasarjana di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selain itu, terdapat empat narasumber lain yang membahas topik-topik penting seputar pendidikan seni, kreativitas, dan pelestarian tradisi antara lain: Dr. Mohamad Zubaidi, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi S3 Pendidikan Pascasarjana UNG, Dr. La Ode Karlan, S.Pd., M.Sn., Ketua Jurusan Pendidikan Sendratasik UNG, Dr. Mimy Astuty Pulukadang, S.Pd., M.Sn., Dosen Musik Jurusan Pendidikan Sendratasik UNG, dan Nurlia Djafar, S.Pd., M.Sn., Dosen Tari Jurusan Pendidikan Sendratasik UNG.
Dalam paparannya, Prof. Nonny Basalama, M.A., Ph.D., juga menegaskan bahwa pendidikan seni tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya dan budaya tidak berdiri sendiri namun ada dan tidak bisa di pisahkan dengan keseharian kita mempengaruhi cara kita berpikir dan bertindak termasuk kehidupan berkesenian baik seni tari, musik dan seni teater yang merepresentasikan identitas budaya kita ataupun bisa berupa bentuk awareness kita terhadap budaya orang atau kelompok lain.
“Seni memiliki peran penting dalam mentransmisikan nilai, makna, dan sejarah budaya kepada generasi muda. Di Sendratasik, bukan hanya diajarkan keterampilan berkesenian, tapi juga mengajarkan, mencontohkan bahkan mewariskan makna, nilai, identitas bahkan sejarah”
“Ini sejalan dengan visi fakultas yang mendorong pengembangan ilmu dan seni yang berbasis kearifan lokal dengan selalu membuka diri pada wawasan global. Hal hal ini bermuara profil lulusan sendratasik yang bukan saja mampu mengenali dirinya tetapi juga paham bagaimana ia akan berkontribusi di masyarakat”
Beliau mengharapkan kegiatan Seminar Nasional ini akan menjadi ruang belajar berbagi gagasan, diskusi dan memperkuat jejaring dan tentu saja menginspirasi semua untuk terus menggali, merawat dan menghidupkan budaya lewat pendidikan seni.