Mengabdi Hingga Purnabakti: Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd Berpamitan dengan Penuh Haru

fsb.ung.ac.idGorontalo – Suasana haru dan penuh kehangatan menyelimuti acara perpisahan untuk Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd, seorang dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang telah memasuki masa purnabakti. Acara tersebut digelar pada Rabu, 26 Februari 2025, di Ruang Mala-Mala Lt.2 FSB UNG.

Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd dikenal sebagai dosen yang sangat berdedikasi, telah mengabdi hampir 40 tahun di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia . Selain mengajar, beliau juga merupakan pemerhati dan pegiat bahasa Suwawa, serta aktif dalam upaya pelestarian bahasa Suwawa.

Acara ini dihadiri oleh dosen-dosen dan mahasiswa dari berbagai angkatan, sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian beliau. Acara perpisahan ini diisi dengan sambutan, penyerahan cenderamata, serta pemutaran video pesan dan kesan dari mahasiswa, dosen, dan alumni.

Acara perpisahan diawali dengan sambutan dari Dekan FSB UNG, Prof. Dr. Noni Basalamah, MA, Ph.D yang menyampaikan apresiasi atas dedikasi dari Ibu Fatmah.

“Ibu adalah perempuan luar biasa yang selalu bekerja keras dan bertanggung jawab dalam menjalankan amanahnya. Kami berharap purnabakti ini membawa keberkahan bagi ibu dan kita semua”

“Ibu Fatmah Umar adalah bagian dari keluarga besar Fakultas Sastra dan Budaya.Ibu adalah sosok yang luar biasa, disiplin, pekerja keras, dan penuh tanggung jawab. Kami memohon maaf apabila selama berinteraksi ada kekhilafan dan keterbatasan. Ibu tetap bagian dari keluarga besar kami,” ujarnya.

Sambutan lainnya disampaikan oleh Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Ulfa Zakaria, M.Hum, yang menekankan bahwa Ibu Fatmah telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional bahasa dan budaya di jurusan tersebut dan juga atas dedikasinya selama ini di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd. mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas kebersamaan yang telah terjalin selama ini. Ia juga menekankan bahwa segala kritik dan masukan yang pernah ia sampaikan bukanlah bentuk kesombongan, melainkan sebagai wujud kepedulian dan kasih sayang terhadap mahasiswa serta sesama dosen.

“Bila selama ini saya sering mengingatkan dan menasehati bukan berarti saya sok tau, melainkan sebagai bentuk kasih sayang ketika memberitau kesalahan. Karena kita tidak bisa menilai diri kita sendiri.

“Jika selama ini saya semakin menjauh dari bapak dan ibu, bukan berarti berhenti putus persaudaraan atau persahabatan dan silahturahmi diantara kita, melainkan hanya ingin memutuskan perselisihan dan upaya untuk tidak saling menyakiti. Jika saya sering meminta maaf bukan berarti saya selalu salah, tetapi kewajiban kita salah atau benar harus meminta maaf,” tuturnya.

Salah satu mahasiswa, Sela, angkatan 2022, turut menyampaikan kesannya terhadap sosok Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd. “Beliau adalah dosen yang tegas, tetapi sangat peduli dengan mahasiswanya. Beliau selalu mengajarkan kedisiplinan dan etika dalam berbahasa, bukan hanya dalam akademik tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Kami akan sangat merindukan beliau,” ungkapnya.

Acara ini menjadi momen penuh makna yang menunjukkan betapa besar peran Dr. Fatmah dalam membangun dan membimbing mahasiswa serta akademisi di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan semangat dan kontribusinya dalam mempertahankan bahasa Suwawa, beliau tidak hanya menjadi pendidik, tetapi juga pejuang pelestarian budaya.

Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan pemberian cendramata sebagai simbol penghormatan atas dedikasi beliau oleh para dosen, serta mahasiswa dari berbagai angkatan. Suasana penuh haru terlihat ketika mahasiswa satu per satu menghampiri dan mengucapkan salam perpisahan.

Meskipun resmi memasuki masa purnabakti, Dr. Fatmah AR. Umar, M.Pd tetap akan dikenang sebagai sosok inspiratif yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pelestarian Bahasa Suwawa.