fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Sesi 15 Agustus 2025, International Summer Course mengangkat tema Tales from the Bay: Exploring Oral Stories and Folklore. Kegiatan ini dipandu oleh Farid Muhamad, S.Pd, M.A di Kelas A, Dr. Harto S. Malik, M.Hum di Kelas B, serta Dr. Herson Kadir, M.Pd. dan Novi R. Usu, M.A. di Kelas C.
Para pemateri menjelaskan kisah rakyat Gorontalo, seperti legenda Lahilote dan kisah lisan Hu’alimo le Popa-Eyato. Cerita rakyat diperkenalkan sebagai media pendidikan moral, pelestarian identitas, serta penghubung antar generasi. Peserta diajak membacakan kisah rakyat dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Gorontalo.
Dalam sesi ini, folklore ditampilkan bukan hanya sebagai hiburan semata, melainkan sarana untuk menyampaikan nilai kehidupan. Pemateri menekankan bahwa kisah lisan mengandung pesan kebersamaan, kesetiaan, dan penghormatan kepada leluhur.
Peserta diperlihatkan bagaimana setiap tokoh dan simbol dalam cerita rakyat memiliki filosofi mendalam. Hal ini menegaskan bahwa folklore merupakan arsip pengetahuan masyarakat. Dengan demikian, kisah rakyat Tomini Bay menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini.
Suasana kelas berlangsung hangat dengan partisipasi aktif peserta internasional. Mereka membandingkan kisah rakyat Tomini Bay dengan cerita rakyat di negara masing-masing. Beberapa peserta menyatakan bahwa nilai moral dalam legenda Gorontalo memiliki kesamaan dengan legenda di Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa meski berbeda latar, nilai kemanusiaan bersifat universal. Pertukaran ini memperkuat pemahaman tentang hubungan lintas budaya.
Dekan FSB, Prof. Nonny Basalama, menegaskan pentingnya melestarikan cerita rakyat sebagai arsip budaya. “Folklore bukan sekadar dongeng, melainkan warisan pengetahuan, nilai moral, dan cara pandang hidup masyarakat kita,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pelestarian folklore harus dilakukan melalui pendidikan dan publikasi internasional. Dengan kegiatan ini, UNG memperkenalkan folklore Tomini Bay ke panggung dunia. Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen FSB dalam menjaga warisan budaya.