Vibrance of the Bay: Dance, Music, and Drama

fsb.ung.ac.idGorontalo – Senin 18 Agustus 2025, International Summer Course memasuki sesi bertema Vibrance of the Bay: Dance, Music, and Drama. Pemateri pada kegiatan ini adalah Dr. Riana Diah Sitharesmi, M.A. di Kelas A dan B, serta Wahyudin Radjak, S.Pd., M.Sn. di Kelas C.

Peserta diperkenalkan pada tarian tradisional Dana-Dana Putri Papu, musik bambu Minahasa, serta seni rebana dan kolintang. Kegiatan ini juga mengajak peserta mencoba body percussion dan menciptakan mini drama berdasarkan kisah pesisir Tomini Bay. Seni pertunjukan ditampilkan sebagai medium spiritual, sosial, dan edukatif.

Para pemateri menjelaskan bahwa seni pertunjukan adalah cara masyarakat mengekspresikan identitas budaya mereka. Tarian tradisi mencerminkan kebersamaan, musik bambu menggambarkan harmoni, dan drama menyampaikan nilai moral.

Peserta internasional dapat melihat bagaimana seni mengabadikan kehidupan, sejarah, serta keyakinan masyarakat Tomini Bay. Melalui praktik langsung, mereka belajar memahami makna di balik setiap gerak, nada, dan alur cerita. Hal ini menunjukkan bahwa seni pertunjukan memiliki nilai universal yang dapat dipahami lintas bangsa.

Antusiasme peserta terlihat saat mereka mengikuti latihan sederhana bersama pemateri. Mereka juga membandingkan seni pertunjukan Tomini Bay dengan seni di negara masing-masing. Diskusi yang terjalin membuktikan bahwa seni adalah bahasa universal yang mempersatukan manusia. Peserta mengaku pengalaman ini memperkaya pemahaman mereka tentang hubungan seni dan budaya. Suasana kelas berakhir dengan kesan positif dan penuh apresiasi.

Dekan FSB, Prof. Nonny Basalama, menegaskan bahwa seni pertunjukan adalah bahasa global yang penuh makna. “Melalui tarian, musik, dan drama, kita melihat bagaimana masyarakat Tomini Bay mengabadikan kehidupan, sejarah, dan keyakinan mereka,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa seni adalah pintu masuk bagi dialog antarbudaya. Dengan demikian, kegiatan ini memperkuat peran UNG dalam diplomasi budaya. Summer Course pun menjadi wadah internasionalisasi yang efektif bagi FSB.