Psikolinguistik dan Strategi Pemahaman Bahasa Inggris di Kelas

Oleh: Zulkifli Tanipu, M.A.,Ph.D.

fsb.ung.ac.idGorontalo – Pemahaman bahasa dalam psikolinguistik mencakup proses mental yang kompleks. Siswa tidak hanya mendengar bunyi atau melihat tulisan, tetapi juga menghubungkannya dengan konsep yang sudah ada di pikiran. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, hal ini sering menjadi tantangan besar. Banyak siswa mampu membaca teks, tetapi tidak benar-benar memahami isinya. Inilah yang disebut kesenjangan antara decoding dan comprehension.

Psikolinguistik menjelaskan bahwa pemahaman bahasa melibatkan tahap persepsi, interpretasi, dan integrasi. Persepsi terjadi ketika siswa mengenali bunyi atau tulisan. Interpretasi muncul saat siswa memberi makna pada simbol. Integrasi berlangsung ketika siswa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Semua tahap ini harus berjalan seimbang agar pemahaman berhasil.

Dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris, guru perlu menekankan latihan pemahaman melalui teks bermakna. Misalnya, siswa diajak membaca cerita sederhana yang dekat dengan kehidupan mereka. Hal ini membuat siswa lebih mudah menafsirkan makna karena konteksnya familiar. Latihan seperti ini membantu mengurangi kecemasan belajar bahasa asing. Dengan begitu, pemahaman menjadi lebih alami.

Faktor psikologis juga berpengaruh terhadap pemahaman bahasa. Siswa yang percaya diri cenderung lebih berani menafsirkan teks meski belum menguasai semua kosakata. Sebaliknya, siswa yang cemas sering kali berhenti ketika menemukan kata asing. Psikolinguistik menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang mendukung. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberi motivasi dan rasa aman.

Kesimpulannya, pemahaman bahasa dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris tidak hanya soal pengetahuan linguistik. Faktor kognitif, konteks, dan psikologis memiliki peran yang sama penting. Psikolinguistik membantu kita melihat pemahaman sebagai proses yang dinamis. Guru yang memahami konsep ini dapat merancang strategi pembelajaran lebih efektif. Dengan demikian, siswa memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses.

Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo..