Ekpresiku, Kontemporerku: sebuah penghayatan perjalanan gerak rasa

fsb.ung.ac.idGorontalo – Lambaian perpaduan warna hitam dan putih mencoba menggambar makna, berebut ruang fokus dengan sang merah di latar belakang. Panggung terbuka. Tanpa side wing, tanpa orchestra pit, apalagi kecanggihan manufer sorot-sorot lampu dari lighting set dan gelegar musik pengiring dari speaker subwoofer atau full-range. Toh, kelima tubuh-tubuh lentur di panggung itu setia bergerak, mendedikasikan tubuh dan ekspresi untuk merengkuh kebebasan jiwa.

Mereka adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Semester 6 yang melaksanakan Ujian Akhir Semester mata kuliah Teknik Tari IV sebagai implementasi hasil belajar dari model pembelajaran berbasis project. Penyajian karya dilaksanakan pada hari Senin malam, tanggal 26 Mei 2025. Materi penyajian adalah repertoar frase gerak yang menonjolkan sikap, gaya, dan cara melakukan tari kontemporer (modern dance) dalam teknikberbasis pelepasan (release-based technique).

Release-based merupakan metode menari yang menekankan pelepasan ketegangan dan meningkatkan kemudahan bergerak (fleksibilitas). Metode ini berfokus pada pernapasan, relaksasi otot, dan kesadaran untuk mengoptimalkan keberadaan gravitasi dan momentum untuk memfasilitasi pembentukan desain-desain gerak. Teknik banyak dimanfaatkan dalam pengajaran/pelatihan dan koreografi tari modern dan postmodern, serta telah dikembangkan bersama berbagai sumber gerak lain seperti teknik gerakan terapeutik, yoga, dan seni bela diri.

Mempelajari teknik ini sangat bermanfaat untuk menguatkan potensi permainan ekspresi, dan mengeksplorasi gerakan di dalam ruang. Dengan melatih pada fokus pelepasan energi, ketegangan, dan pola kebiasaan dalam tubuh dan pikiran, mahasiswa peserta mata kuliah Teknik Tari IV mengekspos emosi yang terpendam dalam jiwa, mencoba merasakannya, dan menghayatinya. Penghayatan pada kedalaman batin ini pun terbawa sampai pada pementasan, sehingga mereka tidak hanya menyajikan spektakel gerak dalam ruang, tetapi juga menghadirkan “suara hati” dalam bahasa non-verbal.

“Ekspresiku, Kontemporerku” menjadi tajuk pertunjukan tari kontemporer yang mengusung kekayaan desain secara rilis, mengolah ruang dan permainan tegangan – pelepasan – momentum. Konsep pertunjukan utuh adalah menggabungkan baik secara juktaposisi maupun fusion, rangkaian frase release-based technique orisinal dengan frase-frase gerak yang diekplorasi secara individual.

Setelah berproses studio dan mempersiapkannya selama kurang lebih 15 minggu, dengan banyak kali latihan, setiap mahasiswa peserta mata kuliah ini menampilkan tarian dalam komposisi kelompok yang merepresentasikan kompetensi individual dalam melakukan teknik release-based yang benar. Persiapan penyajian mendapat pendampingan dan pengarahan dari dosen pelaksana MK, agar substansi mata kuliah tercapai tanpa menghilangkan potensi kreativitas dan otentisitas kemampuan mahasiswa.

Kerja-kerja artistik di Jurusan Pendidikan Sendratasik ini teramat penting bagi kekayaan pengalaman mahasiswa dan komponen akademis lainnya di lingkungan jurusan Sendratasik. Kerja artisik atau proses studio yang dilaksanakan secara proporsional dapat menyediakan ilmu pengetahuan mendasar dan pengembangannya untuk praksis mahasiswa dalam menyiapkan dirinya menjadi pembelajar seni drama, tari dan musik. Memahami teknik tari modern yang bukan berasal dari kearifan lokal, perlu dilakukan secara kritis dan mendasar, agar ilmu pengetahuan ini dapat dipergunakan untuk mengembangkan tarian daerah secara lebih manusiawi.

Kemudahan akses referensi tari modern berikut spektakel-spektakel yang ditawarkan oleh teknologi digital, tidak dapat menggantikan esensi tari yang membutuhkan tubuh dan ekspresi manusia asli. Mendedikasikan diri pada gerak tari, setara dengan melakukan riset ilmiah. Mereka berdarah-darah, menghabiskan energi dan rupiah. Mereka tidak hanya belajar bergerak, tetapi juga mempelajari dirinya dan menghayati kemanusiaannya. (Dr. Riana Diah Sitharesmi, S.Sn.,MA) 

Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Sendratasik Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo)..