fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Tulisan ini bersifat sosialisasi hasil kegiatan literasi untuk khalayak akademisi, baik dosen maupun mahasiswa, khususnya dosen dan mahasiswa FSB UNG.
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Dr. Adriansyah A. Katili, S.S, M.Hum., mengikuti kegiatan literasi mengenal dan mencegah plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah. Kegiatan ini diadakah oleh Perpustakaan Universitas Negeri Gorontalo pada tanggal 30 Juni 2025 lalu, bertempat di aula perpustakaan. Nara sumber pada kegiatan ini adalah kepala perpustakaan, Prof. Dr. Ismet Sulila dan kepala Bidang UPA UNG, Alfian Zakaria, S.Si., MT.
Prof. Ismet Sullila pada kegiatan itu memaparkan hakekat plagiarisme. Plagiarsime adalah kegiatan mengambil karya orang lain lalu mengakui itu sebegai karya sendiri.juga dalam bentuk mengutip pendapat orang lain dalam karya kita tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiarime dalam bahasa kasar disebut sebagai mencuri karya orang lain.
Adapaun penyebab plagiarisme ada dua. Yang pertama, ketidaktahuan penulis. Penulis tidak mengetahui bahwa tindakannya itu adalah plagiarime yang melanggar hukum. Penyebab kedua adalah adanya keinginan untuk menghasilkan karya secara instan tanpa susah payah.
Prof. Ismet Sulila juga menyinggung penulisan karya ilmiah dengan bantuan kecerdasan buatan. Adanya iklan yang lagi marak di media sosial yang menawarkan penulisan buku dalam waktu singkat. Dalam hal ini penulis tinggal menyuruh kecerdasan buatan membuatkan tulisannya dan dalam waktu singkat tulisan akan dihasilkan dengan nama pengguna kecerdasan buatan itu.
Menurut Prof. Ismet kecerdasan buatan sebaiknya dijadikan teman diskusi, buka sebagai penulis. Bila kita menyuruh kecerdasan buatan yang menuliskan atas nama kita, sama saja kita tidak berpikir.
Sementara itu, Alfian Zakaria memaparkan trik-trik mencegah plagiarisme. Dia menyarankan untuk mengecek plagiarime melalui aplikasi, salah stu yang paling populer adalah melalui turnitin agar tidak terjebak pada tindakan plagiasi, pendapat yang akan kita kutip sebaiknya diparafrase.
Ketika penulis menanyakan apakah di UNG sudah ada aturan akademik yang menjadi panduan pencegahan plagiarisme, Prof. Ismet mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada. Hal ini sangat membahayakan karena kita tidak punya dasar legalitas untuk menindak pihak yang melakukan plagiat. (Dr. Adriansyah A. Katili, S.S, M.Hum, Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo)
Kegiatan ini ditutup dengan penyerahan buku karya tulis penulis. Buku itu adalah karya kumpulan puisi berjudul ”Di Bumi Pertiwi Darah Kebinatangku Tertumpas Habis”.