Mengapa Linguistik Membutuhkan Psikolinguistik?

Oleh: Zulkifli Tanipu, M.A.,Ph.D.

fsb.ung.ac.idGorontalo – Linguistik mempelajari bahasa dari sisi struktur, fungsi, dan penggunaannya dalam masyarakat. Namun, tanpa psikolinguistik, linguistik tidak menjelaskan bagaimana bahasa diolah oleh pikiran manusia. Psikolinguistik hadir sebagai bidang yang mengisi celah ini dengan menggabungkan ilmu bahasa dan psikologi. Ilmu ini menyoroti proses mental yang terjadi ketika seseorang mendengar, berbicara, membaca, atau menulis. Dengan demikian, psikolinguistik melengkapi linguistik agar lebih komprehensif.

Peran psikolinguistik dalam linguistik dapat dilihat dari kajian pemerolehan bahasa. Linguistik menjelaskan tata bahasa yang digunakan, sedangkan psikolinguistik meneliti bagaimana anak mempelajarinya. Proses pemerolehan bahasa melibatkan kemampuan kognitif, memori, dan interaksi sosial. Hal ini menjadikan psikolinguistik sangat relevan untuk memahami perkembangan bahasa anak. Tanpa psikolinguistik, linguistik tidak dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana bahasa benar-benar dipelajari.

Psikolinguistik juga penting dalam menjelaskan variasi kemampuan berbahasa pada manusia. Ada orang yang cepat memahami bahasa asing, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama.Linguistik dapat menjelaskan struktur bahasa asing tersebut, tetapi psikolinguistik menjelaskan mengapa otak seseorang mampu atau tidak mampu memproses bahasa secara efisien. Faktor usia, motivasi, dan kapasitas memori berperan penting. Kajian ini memberikan gambaran yang lebih manusiawi dalam mempelajari bahasa.

Selain itu, psikolinguistik memperluas cakupan linguistik dalam memahami gangguan bahasa. Gangguan seperti afasia, disleksia, atau gagap tidak hanya dapat dijelaskan dari sisi linguistik, tetapi juga dari sisi psikolinguistik. Ilmu ini menunjukkan bagaimana kerusakan otak atau hambatan kognitif memengaruhi produksi dan pemahaman bahasa.

Dengan penjelasan yang lebih dalam, penanganan terhadap gangguan bahasa menjadi lebih tepat. Psikolinguistik dengan demikian memberi manfaat praktis bagi bidang terapi dan pendidikan. Psikolinguistik bukan hanya cabang tambahan, tetapi inti dari kajian bahasa modern. Bahasa adalah produk sosial, tetapi juga fenomena psikologis dan neurologis.

Dengan memahami psikolinguistik, kita memahami hakikat manusia sebagai makhluk berbahasa. Hal ini memperkaya linguistik sebagai ilmu dan memperluas penerapannya dalam dunia nyata. Oleh karena itu, psikolinguistik layak mendapat perhatian lebih dalam pendidikan linguistik.

Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo..