Menulis Resensi, Oleh: Prof. Dr. Sayama Malabar, M.Pd

fsb.ung.ac.idGorontalo – Resensi adalah sebuah ulasan atau penilaian terhadap suatu karya, seperti buku, film, atau pertunjukan. Menulis teks resensi penting karena memberikan manfaat bagi pembaca, penulis, dan juga dapat meningkatkan keterampilan menulis terutama bagi peserta didik Tingkat SMA. Adapun manfaatnya sebagai berikut:

  1. Bagi pembaca buku: mampu mengasah penalaran pembuat resensi untuk terus berkembang, mengetahui latar belakang buku, kelebihan dan kekurangan sebuah buku sehingga bisa menjadi bahan rekomendasi orang lain untuk membaca;
  2. Bagi penulis buku : Menjadi masukan dalam menyusun karya selanjutnya.

Sedangkan tujuan menulis resensi:

  1. Menginformasikan secara menyeluruh tentang apa yang terlihat dan yang diungkap dalam sebuah buku. Pada umumnya hal-hal yang dinformasikan dalam resensi buku berupa: ringkasan isi buku, buku, bagaimana sistematika, penggunaan kebahasaan, hal-hal yang menarik,  dan kelemahan dari buku.
  2. Membekali para pecinta buku untuk mempertimbangkan dalam membaca atau bahkan memiliki buku yang dimaksud (diresensi).
  3. Sebagai bentuk penghargaan terhadap tulisan maupun karya yang dihasilkan     oleh orang lain (si penulis buku). Penghargaan tersebut dilakukan dengan cara memberikan komentar secara objektif mengenai isi buku baru yang belum banyak diketahui oleh masyarakat umum.
  4. Mempromosikan karya pada khalayak umum yang belum mengetahui karya tersebut. Dalam melakukan resensi melihat dari sisi (perspektif) yang positif sehingga orang lain tertarik untuk membacanya.
  5. Mengajak calon pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan secara lebih jauh, tentang fenomena maupun permasalahan yang muncul pada sebuah buku. Adakalanya isi buku menguraikan hal-hal yang menarik atau masalah-masalah yang dianggap cukup urgen untuk didiskusikan, maka hal-hal yang menarik tersebut dapat dibahas dan didiskusikan. Oleh sebab itu, seorang penulis tentu pelu memiliki bekal yang cukup tentang apa saja (bahan-bahan) yang akan ditulis sebelum memulai dan menyelesaikan karya tulisnya. Dalam menulis, seorang penulis bukan hanya asal menulis tetapi telah memiliki bekal-bekal yang cukup sehingga dapat menyelesaikan dan menghasilkan karya tulis yang baik. Sebaliknya, jika seorang penulis tanpa memiliki bekal yang cukup maka berakibat pada hasil karya ditulisnya menjadi ‘hambar’.

Di bawah ini diuraikan bekal minimal yang perlu dimiliki seorang penulis resensi buku antara lain:

  1. Menghindarkan diri dari subjektivitas pribadi terhadap sesuatu (aspek) yang akan diresensi. Jika seorang penulis resensi sudah memiliki hal yang terlalu suka atau tidak suka mengenai suatu hal yang terkait tentang isi bukumaka kondisi ini mempengaruhi cara pandang dan resensi yang dihasilkan. Dengan demikian, hasil resensi buku yang ditulisnya justru bisa menjerumuskan para pembaca ke arah pandangan yang salah. Oleh karena itu, seorang penulis resensi perlu bersikap objektif terhadap apa yang akan diresensikan.
  2. Penulis harus menghindarkan diri dari perasaan senang maupun tidak senang terhadap seseorang. Penulis resensi buku harus bersifat objektif terhadap diri penulis buku, karena perasaan senang atau tidak senangnya terhadap penulis buku akan mempengaruhi hasil resensinya. Bisa dimunginkan terjadi jika peresensi (penulis rensensi) buku senang pada diri penulis buku, maka perensi akan lebih banyak menguraikan hal-hal yang positifnya; dan sebaliknya jika perensi tidak merasa senang maka akan banyak ‘menyuarakan’ hal-hal yang negatif tentang isi buku. Dengan demikian, jika perensi akan menyusun artikel (resensi buku)nya, maka perlu menghindarkan diri dari perasaan senang maupun tidak senang terhadap si penulis buku.
  3. Cermat dalam membaca sebuah tulisan. Penulis yang baik pada umumnya diawali dari sebagai pembaca yang baik. Pembaca yang baik tentu diharapkan mencermati keseluruhan isi yang dibacanya. Oleh karena itu, diharapkan dalam menulis resensi sebuah buku, si peresensi telah mencermati keseluruhan isi buku, sehingga hasil resensi memang benar-benar menggambarkan isi dan kualitas isi buku tersebut. Jika tidak cermat dalam membaca isi buku, maka hasil resensi kurang atau bahkan tidak menggembarkan secara tepat tentang isi dan kualitas buku yang diresensinya.
  4. Memberi waktu yang cukup untuk membaca sampai tuntas. Seringkali karya tulis tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang pendek, tetapi membutuhkan waktu yang rutin dan berkesinambungan.  karena itu, salah satu bekal yang dibutuhkan penulis adalah adanya kesempatan (waktu) untuk menulis. Kesempatan tersebut perlu disediakan sendiri oleh penulis sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kesibukannya yang lain.
  5. Perlu memiliki wawasan yang sangat luas. Diharapkan seorang penulis resensi juga telah memiliki  pengalaman membaca yang banyak, sehingga wawasan penulis resensi menjadi lebih luas. Adanya bekal wawasan yang luas ini maka diharapkan hasil resensinya menjadi lebih berbobot. (Prof. Dr. Sayama Malabar, M.Pd, Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo)

Materi ini Disampaikan pada Pembekalan Lomba Pembuatan Resensi Buku Berbasis Koleksi Perpustakaan bagi SIswa SMA Se Provinsi Gorontalo, Bertempat di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo, (12/03/2025)..