Oleh: Zulkifli Tanipu, M.A.,Ph.D.
fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Tulisan yang baik bukan hanya soal isi, tetapi juga soal bagaimana ia dipresentasikan. Narasi persuasif adalah jantung yang membuat tulisan menggugah. Sementara itu, desain cover adalah wajah yang pertama kali dilihat pembaca. Kombinasi keduanya menentukan daya tarik sebuah karya tulis. Oleh karena itu, keduanya tidak dapat dipisahkan.
Narasi persuasif dibangun dengan argumen yang kuat, data yang valid, dan gaya bahasa yang memikat. Tulisan yang persuasif mampu menggerakkan pembaca untuk berpikir dan bertindak. Dalam konteks akademik, narasi persuasif menjadikan artikel atau esai lebih berdaya guna. Di dunia kerja, narasi ini membuat laporan atau proposal lebih mudah diterima. Persuasif adalah seni yang berpadu dengan logika.
Di sisi lain, desain cover berfungsi sebagai daya tarik visual. Sebuah tulisan yang bagus bisa kehilangan perhatian jika cover-nya tidak menarik. Cover yang dirancang dengan baik memberi kesan profesional dan memikat. Hal ini penting terutama dalam publikasi buku, majalah, atau laporan resmi. Visual yang kuat mendukung isi yang berkualitas.
Bagi mahasiswa, keterampilan menyusun narasi persuasif dan mendesain cover sangat relevan. Keduanya memberi nilai tambah dalam dunia akademik maupun kerja. Misalnya, skripsi dengan cover profesional lebih mudah dihargai. Begitu juga proposal kerja dengan desain menarik lebih berpeluang diterima. Kombinasi narasi dan visual menciptakan daya ungkit yang besar.
Tulisan harus dilihat sebagai karya utuh yang memadukan isi dan tampilan. Narasi persuasif memberi kekuatan isi, sedangkan desain cover memberi kekuatan visual. Keduanya mencerminkan keseriusan penulis dalam berkarya. Mahasiswa perlu memahami bahwa menulis bukan hanya soal kata, tetapi juga soal cara menyajikannya. Dengan begitu, karya tulis akan lebih memikat dan berpengaruh.
Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo..