No One Left Behind: Literasi sebagai Kunci Mewujudkan SDGs di Kawasan Teluk Tomini

Oleh: Zulkifli Tanipu, M.A.,Ph.D.

fsb.ung.ac.idGorontalo – Agenda pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) menegaskan prinsip No One Left Behind, yaitu memastikan tidak ada individu atau kelompok yang tertinggal. Prinsip ini sangat relevan dengan kondisi kawasan Teluk Tomini yang kaya potensi, tetapi juga menghadapi tantangan pembangunan. Salah satu modal utama untuk mewujudkan prinsip tersebut adalah literasi. Literasi menjadi dasar bagi setiap individu agar dapat mengakses informasi, pendidikan, dan peluang yang setara. Tanpa literasi, sulit membayangkan keterlibatan masyarakat dalam agenda SDGs.

Peningkatan literasi harus dimulai sejak dini melalui pendidikan dasar yang inklusif dan bermutu. Anak-anak di Teluk Tomini perlu dibekali kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis sejak awal. Literasi tidak hanya berkaitan dengan kemampuan akademik, tetapi juga keterampilan hidup. Dengan literasi, anak-anak dapat memahami isu kesehatan, lingkungan, dan ekonomi di sekitarnya. Hal ini menjadikan literasi fondasi utama pembangunan manusia.

Dalam konteks SDGs, literasi berhubungan langsung dengan tujuan keempat, yaitu pendidikan berkualitas. Namun, literasi juga memengaruhi tujuan lain, seperti pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender, dan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat yang literat lebih mampu mengelola sumber daya secara berkelanjutan dan berpartisipasi dalam pembangunan. Oleh karena itu, literasi adalah benang merah yang menghubungkan berbagai tujuan SDGs. Literasi membuat pembangunan lebih inklusif dan berkelanjutan.

Kawasan Teluk Tomini memiliki tantangan akses pendidikan dan literasi yang masih bervariasi antarwilayah. Perlu ada kerja sama antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk menghadirkan program literasi yang merata. Misalnya, penyediaan perpustakaan desa, pelatihan guru, dan penggunaan teknologi digital untuk pembelajaran. Dengan langkah ini, masyarakat Teluk Tomini dapat mempersempit kesenjangan literasi. Hal ini sejalan dengan semangat No One Left Behind.

Kesimpulannya, literasi adalah kunci strategis dalam mewujudkan tujuan bersama SDGs di kawasan Teluk Tomini. Dengan literasi, setiap individu memiliki peluang yang sama untuk berkembang dan berkontribusi. Prinsip No One Left Behind tidak akan tercapai tanpa investasi serius pada literasi. Oleh karena itu, peningkatan literasi harus menjadi prioritas pembangunan kawasan. Teluk Tomini akan maju jika semua warganya diberdayakan melalui literasi.

Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo..