fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Mahasiswa Semester 6 Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik kembali menggelar Pesta Pentas untuk Ujian Akhir Semester di Semester Genap 2024-2025. Kegiatan ini sebagai implementasi Project-Based Learning yang menjadi substansi model pembelajaran bagi mata kuliah Penyutradaraan III. Materi pementasan mengusung naskah-naskah drama non-realis yang dipilih berdasarkan arahan dan kontrol kualitas kelayakan standar naskah konvensional.
Hal ini dilakukan untuk memastikan terakomodirnya unsur-unsur substansial penyutradaraan terkait dengan dramaturgi, pemilihan aktor, plot dramatik, dan aspek-aspek artisitik dalam penyajiannya secara faktual.
Naskah drama non-realis yang dipentaskan adalah Kereta Kencana (Eugene Inonesco, terjemahan W.S Rendra), Sumur Tanpa Dasar (Arifin C. Noer), Petang di Taman (Iwan Simatupang), dan satu naskah anonim modifikasi legenda Ande-Ande Lumut. Keempat naskah dipentaskan dalam dua hari berturut-turut pada tanggal 27 dan 28 Mei 2025, setelah berproses studio dan mempersiapkannya selama kurang lebih 15 kali latihan. Setiap naskah disutradarai oleh satu mahasiswa peserta MK Penyutradaraan III, yang masing-masing mendapat pendampingan semi-intensif dari dosen pelaksana MK, tanpa menghilangkan potensi kreativitas mahasiswa.
Dalam pendampingan juga dilaksanakan brain storming dalam forum kecil bersama para aktor dan crew pementasan, agar interpretasi terhadap naskah tidak melulu subjektif, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pementasan didukung oleh aktor-aktor dan crew dari mahasiswa Jurusan Sendratasik dan beberapa prodi/fakultas lain di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo.
Produksi teater yang selalu berproses dalam tim dan kebersamaan kerja yang egaliter, menyatukan mahasiswa semua angkatan di lingkungan Sendratasik, baik yang terlibat langsung sebagai pelaku teater maupun sebagai penonton dan observer.
Kerja-kerja artistik di Jurusan Pendidikan Sendratasik ini teramat penting bagi kekayaan pengalaman mahasiswa dan komponen akademis lainnya di lingkungan jurusan Sendratasik. Kerja artisik atau proses studio yang dilaksanakan secara proporsional dapat menyediakan ilmu pengetahuan mendasar dan pengembangannya untuk praksis mahasiswa dalam menyiapkan dirinya menjadi pembelajar seni drama, tari dan musik.
Hal ini juga menjadi counter action terhadap kecenderungan kemudahan dan spektakel-spektakel yang ditawarkan oleh teknologi digital, agar mahasiswa seni UNG terhindar dari “Menghilangkan yang nyata, memuja yang fana”. (Dr. Riana Diah Sitharesmi, S.Sn.,MA, Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Sendratasik Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo)