Oleh: Zulkifli Tanipu, M.A.,Ph.D.
fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Produksi bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam psikolinguistik. Proses ini dimulai dari pembentukan konsep dalam pikiran hingga menjadi ujaran yang terdengar. Dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris, produksi bahasa sering kali menjadi tantangan karena siswa harus berpikir cepat dalam bahasa asing. Banyak siswa memahami kosakata, tetapi sulit menggunakannya secara lisan. Psikolinguistik memberi penjelasan tentang kesulitan ini.
Tahap pertama produksi bahasa adalah konseptualisasi. Siswa membentuk ide tentang apa yang ingin disampaikan. Tahap berikutnya adalah formulasi, yaitu memilih kata dan menyusun struktur kalimat. Terakhir adalah artikulasi, yaitu mengucapkan kalimat sesuai aturan fonologi. Jika salah satu tahap terganggu, produksi bahasa akan tidak lancar. Hal inilah yang sering dialami siswa saat berbicara bahasa Inggris.
Psikolinguistik menunjukkan bahwa produksi bahasa membutuhkan kelancaran akses memori. Siswa sering berhenti di tengah kalimat karena kesulitan menemukan kata yang tepat. Gangguan ini disebut tip of the tongue phenomenon. Latihan intensif dapat membantu siswa mengurangi hambatan tersebut. Guru dapat mendorong siswa berbicara dengan cara bertahap agar produksi bahasa lebih lancar.
Dalam kelas bahasa Inggris, strategi seperti role play atau diskusi kelompok sangat efektif. Aktivitas ini memaksa siswa menggunakan bahasa dalam konteks nyata. Produksi bahasa tidak lagi hanya latihan mekanis, tetapi bagian dari interaksi sosial. Dengan cara ini, siswa belajar menyusun kalimat secara alami. Psikolinguistik mendukung strategi ini karena sesuai dengan mekanisme produksi bahasa manusia.
Dengan memahami psikolinguistik, guru dapat merancang kegiatan berbicara yang sesuai dengan cara otak bekerja. Produksi bahasa bukan hanya hasil hafalan, tetapi proses mental yang kompleks. Siswa perlu dilatih agar setiap tahap berjalan lancar. Dengan latihan yang tepat, produksi bahasa Inggris dapat meningkat signifikan. Hal ini memberi manfaat besar dalam pembelajaran bahasa.
Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo..