Oleh: Dr. Herman Didipu, S.Pd., M.Pd.
fsb.ung.ac.id, Gorontalo – Cerita rakyat Gorontalo Tuan Raja Matalauni menyuguhkan kisah penuh hikmah tentang cinta, kepercayaan, dan keteguhan hati. Dikisahkan, Raja Puloyoto dan Ratu Mutia harus merelakan anak semata wayangnya, Matalauni, diasuh oleh orang kepercayaan mereka, Nawali Samonu, karena ramalan yang menyebut nyawa anak itu terancam jika tetap di istana. Matalauni pun dibesarkan jauh dari orang tuanya hingga akhirnya tinggal di istana Raja Polinggapo, yang dikenal adil dan bijak. Di sana, ia tumbuh bersama Putri Deyihula, putri Raja dan Ratu, yang kelak menjadi sahabat dan cinta sejatinya.
Kisah ini menjadi simbol penting dalam menanamkan nilai pengorbanan, tanggung jawab, dan kepercayaan. Raja dan Ratu Puloyoto meski berat hati, tetap melindungi anaknya dengan cara melepaskannya. Nawali Samonu pun menunjukkan karakter ibu pengganti yang penuh kasih, sabar, dan setia mendampingi Matalauni hingga dewasa. Di sisi lain, Putri Deyihula tampil sebagai sosok perempuan yang teguh pada prinsip, mengingatkan orang tuanya untuk menepati nazar yang pernah diucapkan.
Nilai jujur, menepati janji, dan berani bersikap benar meski berbeda terlihat jelas ketika Putri Deyihula menolak lamaran dari pangeran lain demi memegang janji suci orang tuanya kepada Matalauni. Keteguhannya bahkan memicu konflik dengan ayahnya, namun ia tidak goyah. Dalam momen ini, anak-anak dan remaja dapat belajar bahwa integritas dan keberanian untuk membela kebenaran adalah bagian penting dari pembentukan karakter.
Puncak cerita menyuguhkan pertemuan emosional Matalauni dengan orang tua kandungnya dan perjuangannya melamar Putri Deyihula meski direndahkan sebagai “anak pembantu”. Di sinilah nilai kerendahan hati, kebesaran jiwa, dan keteguhan cita-cita mengemuka. Matalauni tidak membalas penghinaan, justru menunjukkan bahwa asal usul bukan penghalang seseorang untuk bermartabat, asalkan memiliki budi pekerti luhur.
Akhir yang bahagia ditutup dengan pernikahan Matalauni dan Putri Deyihula, yang diterima seluruh rakyat karena kebaikan hati dan kebijaksanaan mereka. Cerita ini bukan hanya dongeng semata, tapi sumber nilai-nilai karakter seperti cinta kasih, kejujuran, keberanian, tanggung jawab, dan keteladanan moral. Kisah Tuan Raja Matalauni layak menjadi bacaan generasi muda sebagai cermin budaya luhur dan warisan moral dari tanah Gorontalo.
(Disarikan dari buku penulis yang berjudul Tuan Raja Mataluni, yang diterbitkan oleh Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo pada 2021)
Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo…