Dalam upaya untuk memperkenalkan dan mengungkapkan keberagaman budaya lokal di Pegunungan Gorontalo, Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) LOMAYA Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo (FSB UNG) menggelar sebuah kegiatan istimewa. Bertema "Mengungkap Nilai-nilai Budaya Lokal Pegunungan Gorontalo", kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap warisan budaya yang ada di daerah tersebut.

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Lombongo, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, pada rentang waktu dari Jumat, 19 April 2024 hingga Minggu, 21 April 2024. Lokasi yang dipilih tidak secara kebetulan, melainkan merupakan salah satu daerah yang kaya akan nilai-nilai budaya tradisional di Pegunungan Gorontalo.

Dalam penjelasannya, Ketua MAPALA LOMAYA FSB UNG, Rosalinda, menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat mulia. "Kami ingin menambah wawasan kebudayaan masyarakat Gorontalo, khususnya yang tinggal di daerah pegunungan, serta memberikan kontribusi berupa pengarsipan budaya agar nilai-nilai tersebut dapat dijaga dan dilestarikan oleh generasi selanjutnya," ungkap Indra.

Selama tiga hari, peserta kegiatan dibimbing untuk memahami berbagai aspek budaya lokal, seperti adat istiadat, kesenian tradisional, kearifan lokal, dan pola hidup masyarakat setempat. Mereka juga terlibat dalam berbagai kegiatan interaktif, seperti diskusi kelompok, workshop, dan pengalaman langsung bersama komunitas lokal.

Tak hanya itu, peserta juga turut berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat setempat, seperti bakti sosial dan penghijauan. Hal ini sejalan dengan semangat MAPALA LOMAYA untuk tidak hanya menjadi penikmat alam, tetapi juga menjadi agen perubahan yang berkontribusi positif bagi masyarakat di sekitar.

Menanggapi kegiatan ini, Bapak Dekan FSB UNG, Prof. Dra. Nonny Basalama, M.A., Ph.D, menyampaikan apresiasi yang tinggi. "Inisiatif dari MAPALA LOMAYA ini sangat luar biasa. Mereka tidak hanya sekadar mengeksplorasi alam, tetapi juga memahami dan menghargai kekayaan budaya lokal yang menjadi bagian penting dari identitas Gorontalo. Saya berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk berkontribusi pada pengembangan budaya dan masyarakat lokal," ucap dekan.

Dengan demikian, kegiatan MAPALA LOMAYA FSB UNG ini tidak hanya menjadi sebuah petualangan semata, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarmahasiswa, meningkatkan pemahaman tentang budaya lokal, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat di sekitar. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk melestarikan dan menghargai keberagaman budaya Indonesia.