Gorontalo - Dalam semangat pemberdayaan masyarakat lokal dan pengembangan kearifan lokal, Prof. Dr. Sayama Malabar, M.Pd, dan Jafar Lantowa, S.Pd., M.A, dua tokoh akademisi berpengaruh, turut serta dalam peninjauan proses pembuatan kuliner berbasis kearifan lokal di Desa Bongo. Kegiatan ini, yang juga melibatkan mahasiswa KKN Tematik UNG 2023, berlangsung pada tanggal 6 Agustus 2023.

Konservasi Kearifan Lokal

Desa Bongo dipilih sebagai tempat pelaksanaan peninjauan karena memiliki kekayaan kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Prof. Sayama Malabar dan Jafar Lantowa, yang dikenal dengan dedikasi mereka terhadap pemberdayaan masyarakat, ingin menggali lebih dalam potensi lokal dan mendukung warga desa dalam mengembangkan kuliner berbasis kearifan lokal.

Beragam Aspek Pemberdayaan

Dalam peninjauan ini, tak hanya masalah kuliner yang menjadi fokus. Tim yang terdiri dari para akademisi, mahasiswa, serta masyarakat setempat juga melibatkan diri dalam proses pelabelan stiker halal pada produk kuliner, pembuatan Aplikasi E-Commerce untuk pemasaran berbasis IT, serta pemasangan tiang Asmaul Husna dan papan nama kawasan desa wisata religi. Pembuatan sertifikat halal juga turut menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas dan kepercayaan terhadap produk lokal.

Sinergi Perguruan Tinggi dan Masyarakat

Keterlibatan mahasiswa KKN Tematik UNG 2023 dalam kegiatan ini merupakan contoh konkret sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat. Prof. Sayama Malabar dan Jafar Lantowa berharap bahwa melalui inisiatif seperti ini, akan terjadi transfer pengetahuan dan pengembangan praktik terbaik antara akademisi dan masyarakat, sehingga mampu memberikan dampak positif yang nyata.

Kedua tokoh akademisi ini juga mengapresiasi semangat dan kontribusi mahasiswa dalam memberikan ide-ide segar dan solusi kreatif untuk pemberdayaan masyarakat desa. Ini adalah langkah kecil namun berarti dalam memajukan potensi lokal, serta mendukung upaya melestarikan budaya dan nilai-nilai tradisional.